Pura-pura Mati, Aldi si Tukang Ojek pun Selamat dari Serangan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

Selasa, 04 Desember 2018 | 20:34
Kompas.com

Jalur Trans Papua.

Suar.ID -Sebelum peristiwa penembakan 31 pekerja proyek Trans Papua di Nduga oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), ternyata sudah pernah terjadi kasus serupa.

Waktu itu korbannya adalah seorang pengemudi ojek sepeda motor bernama Aldi (18).

Kompas.com pada 13 November 2018 lalu melaporkan, Aldi berhasil selamat dari serangan KKB di Kampung, Jiwili, Distrik Wiringgambur, Kabupaten Lanny Jaya pada Senin (12/11).

Aldi selamat dari serangan kelompok yang dipimpin oleh Purom Ikiman Wenda itu karena pura-pura meninggal.

Mungkin hal ini terdengar konyol.

Baca Juga : Jadi YouTuber dengan Bayaran Tertinggi di Dunia, Bocah 7 Tahun Ini Punya Penghasilan Rp315 Miliar

Namun, hal itulah yang benar-benar dilakukan Aldi untuk menghindari serangan KKB.

Adanya peristiwa penembakan ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal.

“Ya, benar adanya penembakan itu. Tapi tidak ada korban jiwa,” ujar Kamal di sela acara silaturahim di Kota Jayapura pada Selasa (13/11) lalu.

Menurut Kamal, penembakan terjadi ketika korban berkendara dari ujung jalan aspal Jalan Wiringgambut-Kali Kabur dengan sepeda motornya.

Dia lalu dihadang oleh KKB.

Ketika korban dihadang, salah satu dari anggota KKB mencabut senjata jenis revolver dan menembaknya ke arah kepala.

Namun ternyata tembakannya meleset.

Korban pun tersungkur dan pelaku langsung kabur karena mengira korban tersebut benar-benar terkena tembakannya.

Jadi kelompok KKB mengira korban terkena tembakan.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Rabu, 5 Desember 2018, Keuangan Cancer Tersendat dan Sagitarius Sedang Gelisah

Namun kenyataannya korban berhasil menghindar dan pura-pura mati.

Setelah pelaku melakukannya, mereka meninggalkan korban begitu saja sehingga korban berkesempatan kabur.

Setelah itu Aldi langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya ke salah satu kerabatnya yang bertugas sebagai anggota Koramil 1702/Tiom.

Sebelum kejadian yang dialami Aldi, seorang tukang ojek bernama Yanmar juga ditemukan dengan luka tembak di kawasan yang sama.

Diduga, pelakunya juga merupakan bagian dari KKB di Lanny Jaya.

Dan dua hari kemarin, persisnya Minggu (2/12), 31 pekerja proyek Trans Papua tewas ditembak KKB di Distrik Yigi.

Pembantaian sadis itu diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya.

Seperti dilansir dari Kompas.com (4/12), hal tersebut ditegaskan oleh pihak Kodam XVII/Cendrawasih.

Egianus Kogoya dikenal memiliki catatan rapor merah dengan serangkaian aksi penembakan.

Tak hanya membunuh 31 pekerja proyek Trans Papua, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) juga menyerbu pos TNI Yonif 755/Yalet di Mbua, Nduga, Papua.

Seperti dilaporkan Tribun Jabar, Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan, satu anggota TNI gugur dan satu lainnya terluka.

Baca Juga : Innalillahi! Sastrawan NH Dini Meninggal Dunia karena Kecelakaan

Informasi mengenai penyerangan Pos TNI ini diterima langsung dari pasukan yang dikirim menuju lokasi kejadian penembakan 31 karyawan PT Istaka Karya, Selasa (4/12).

Sekitar 10 kilometer jarak antara Pos TNI di Mbua ini dengan Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang menjadi lokasi penembakan 31 pekerja komstruksi jembatan Trans Papua dari PT Istaka Karya.

“Pasukan yang kita gerakkan dari Wamena sudah line up di pos TNI Yonif 755/Yalet."

“Informasi yang kami terima, bahwa Pos tersebut dikepung terus mendapat serangan dari kelompok KKB, sekitar pukul 18.30 WIT (Senin, 3 Desember-red),” ujar Letkol Dax Sianturi melalui sambungan telepon dengan Kompas TV, Selasa (4/12).

TNI menduga kelompok yang sama melakukan penyerangan Pos TNI dan penembakan 31 karyawan PT Istaka Karya.

Kabar tewasnya 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, Papua ini juga telah sampai ke telinga presiden Jokowi.

Presiden pun segera memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengecek kejadian tersebut.

Baca Juga : Sindikat Pelacuran Transnasional Berhasil Dibongkar, 201 Orang Ditangkap di China dan Singapura

Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya pernah mengunjungi wilayah tersebut dan membenarkan lokasi tersebut memang sangat terpencil dan tidak terjangkau jaringan seluler.

Jokowi menambahkan jika wilayah tersebut memang masuk ke dalam daftar zona merah alias berbahaya.

Namun, meski demikian, Jokowi menegaskan bahwa proses pembangunan di Papua harus terus berlanjut.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Kompas.com, Tribun Jabar, hot.grid.id

Baca Lainnya