Diangkat Jadi Pangkostrad Baru, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan Kini Jadi Jenderal Bintang Tiga

Senin, 03 Desember 2018 | 17:59
Instagram @saminiati

Mayjen Besar Harto Karyawan dalam bingkai foto.

Suar.ID -Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto baru saja melakukan mutasi dan promosi besar-besaran di tubuh Tentara Nasional Indonesia.

Salah satunya adalah mengangkat Jenderal Andika Perkasa sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Sementara itu, posisi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang sebelumnya dipegang Andika, dilimpahkan kepada Mayor Jenderal Besar Harto Karyawan.

Siapa sebenarnya Besar Harto?

Baca Juga : Wanita Ini Bagikan 5 Tips untuk Dapatkan Suami Kaya Raya, Salah Satunya Jangan Serakah!

NAIK JABATAN JADI JENDERAL BINTANG TIGA

Seiring dengan promosi jabatan, pangkat Besar Harto akan dinaikkan menjadi Letnan Jenderal, jenderal bintang tiga.

Pengangkatan Mayjen Besar Harto berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1240/XI/2018 tanggal 29 November 2018 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Menurut Hadi, mutasi jabatan dan promosi ini dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier perwira tinggi, guna mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang makin kompleks.

ORANG MINANG

Mayjen TNI Besar Harto Karyawan lahir di Lubuk Sikaping, Pasaman, Sumatera Barat, pada 31 Mei 1963.

Dia merupakan perwira tinggi TNI AD yang sebelum menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat adalah Panglima Komano Daerah Militer III/Siliwangi.

Besar Harto merupakan lulusan Akademi Militer 1986. Pengalaman Besar Harto dalam bidang infanteri KOSTRAD tak perlu diragukan lagi.

Baca Juga : Tak Tersorot Kamera, Di Balik Panasnya Laga Bali United VS Persija, Ada Jakmania yang Lamar Lady Dewata

Mayjen Besar Harto memulai kariernya dengan pangkat Brigadir Jenderal sebagai Inspektorat Kostrad pada 2015.

Setahun berselang, Besar Harto diangkat menjadi Kepala Koordinator Dosen Sekolah Staf dan Komando TNI.

Masih di tahun yang sama, Besar Harto kembali menjadi Inspektorat Kostrad.

JADI PANGLIMA KODAM

Pada 2017, pangkatnya naik menjadi Mayor Jenderal setelah ditempatkan di Komandan Pusat Penerbangan TNI AD tahun 2017.

Setelah itu, pria Minang ini dimutasi di awal tahun 2018 menjadi Pangdam III/Siliwangi.

Di lingkungan TNI AD, jabatan Pangkostrad bukanlah jabatan yang main.

BERSANDING DENGAN ORANG-ORANG BEKEN

Dengan dilantiknya Mayjen Besar Harto sebagai Pangkostrad, maka namanya kini bersanding dengan orang-orang top yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Pangkostrad.

Misalnya, Soeharto, Umar Wirahadikusumah, Kemal Idris, Wismoyo Arismunandar, Wiranto, Prabowo Subianto, dan lain sebagainya.

Sedikit mundur ke belakang, cikal bakar Kostrad bermula ketika Indonesia pertama kali berurusan dengan isu kemerdekaan Irian Barat pada awal 1960-an.

Kostrad kemudian dibentuk pada 6 Maret 1961 dengan nama Korps Tentara Ke-1/Cadangan Umum Angkatan Darat (KORRA I/CADUAD), berdasarkan surat keputusan Men/pangad No. ML/KPTS 54/3/1961.

Sebagai kesatuan yang paling muda, Kostrad merupakan inti kekuatan Komando Mandala (operasi trikora atau pembebasan Irian Barat).

Pada 1963, korps ini diganti menjadi Kostrad.

Baca Juga : Pesawat Kepresidenan Meksiko yang Besar dan Mewah akan Dilelang, Dianggap sebagai Simbol Pemborosan dan Korupsi

Orang pertama yang dipercaya sebagai Panglima Kostrad, tak lain dan tak bukan, adalah Mayor Jenderal Soeharto yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia ke-2.

Selama masa Orde Baru, korps baret hijau ini tidak pernah absen dari berbagai operasi militer di Indonesia, seperti penumpasan G-30-S/PKI, Operasi Trisula, PGRS (Sarawak People's Guerrilla Force) di Sarawak, PARAKU (North Kalimantan People's Force) di Kalimantan Utara dan Operasi Seroja di Timor Timur.

Kostrad juga dilibatkan pada tingkat internasional dengan diberangkatkannya pasukan Garuda di Mesir (1973-1978) dan Vietnam (1973-1975) serta dalam operasi gabungan sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam perang Iran-Irak antara 1989 dan 1990.

Tahun 1984 Pangkostrad bertanggung jawab langsung kepada Panglima ABRI dalam operasi-operasi pertahanan dan keamanan.

Semoga Mayjen Besar Harto bisa menjaga amanahnya sebagai panglima.

Baca Juga : Kisah Cinta Nenek Fatimah dan Eko yang Selisih 31 Tahun: Kenal dari Koperasi Simpan Pinjam dan Sempat Jalani LDR

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya