Suar.ID -Bentrolan di Selat Kerch di timur Semenanjung Krimea membuat hubungan Rusia dan Ukraina kian memanas.
BBC melaporkan pada Senin (26/11) pagi, kapal angkatan laut Rusia dilaporkan menembak dan menangkap tiga kapal angkatan laut Ukraina yang dianggap memasuki perairan Rusia.
Aksi koboi ini tak pelak membuat Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, berang.
Dia berniat memberlakukan UU darurat dan mempersiapkan pasukannya siap berperang dengan Rusia.
Jika dibuat perbandingan, militer Ukraina sejatinya tak ada seujung kukunya militer Rusia.
Baca Juga : Pangeran Arab Saudi: CIA Enggak Bisa Dipercaya Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi
Baik berdasarkan rangking, anggaran militer, jumlah personel, jumlah alutsista, dan lain sebagainya.
Tapi perlu diketahui, NATO sepertinya akan berada di pihak Ukraina.
Lalu seperti apa perbandingan kekuatan militer kedua negara yang hubungannya kian memanas sejak aneksasi Krimea pada 2014 lalu itu?
Dilansir dari Global Fire Power, Rusia saat ini berada di peringkat kedua kekuatan militer dunia, sementara Ukraina berada di peringkat 29.
Sementara untuk personel militer, di Rusia terdapat 1.013.628 personel militer aktif, sedangkan di Ukraina hanya 182 ribu—itu belum dihitung cadangannya.
Jumlah penduduk yang siap untuk diterjunkan ke area pertempuran pun Rusia masih menang jauh dari Ukraina.
Untuk lebih jelasnnya, lihat tabel berikut:
Seperti dilaporkan sebelumnya, dua kapal perang Berdyansk dan Nikopol dan kapal penarik Yana Kapa milik Ukraina mencoba berlayar dari pelabuhan Laut Hitam Odessa ke Mariupol di Laut Azov.
Menurut pihak Ukraina, Rusia mencoba mencegat kapal-kapal itu, dan menabrak kapal penarik.
Kapal-kapal tersebut terus menuju Selat Kerch, tetap dicegat oleh kapal tanker Rusia.
Baca Juga : Bocah Kelas 6 SD Masuk RS, Setelah Gurunya Menyuruh Temannya Menamparnya 230 Kali
Rusia kemudian mengirim dua jet tempur dan dua helikopter mengikuti kapal-kapal itu.
Mereka juga menuduh kapal-kapal Ukraina itu telah memasuki perairan Rusia secara ilegal.
Angkatan Laut Ukraina bilang, kapal-kapal mereka telah dihantam dan ditahan ketika mereka berusaha meninggalkan wilayah tersebut.Enam awak kapal dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.
Soal serangan itu, pihak Rusia membenarkan.
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan, bahwa salah satu kapal patrolinya memang menggunakan senjata untuk merebut tiga kapal Ukraina.
Tapi soal awak yang terluka, FSB hanya menyebut tiga orang.
Seperti yang telah banyak dilaporkan, ketegangan antara Rusia dan Ukraina dibangun selama berbulan-bulan di luar Krimea.
Di bawah perjanjian 2003 antara Moskow dan Kiev, Selat Kerch dan Laut Azov dibagi jadi dua—sebagian masuk wilayah Rusia, sebagian masuk Ukraina.
Namun baru-baru ini, menurut laporan BBC, Rusia kerap memeriksa semua kapal yang berlayar ke atau dari pelabuhan Ukraina.
Baca Juga : Rusia Tembak Kapal Angkatan Laut Ukraina, Krisis Semenanjung Krimea pun Kian Memanas
Tapi Rusia tak akan pernah mau dipersalahkan—termasuk dalam penggunaan kekuatan militer.
Salah satu frasa andalan Presiden Vladimir Putin ketika negaranya menggunakan kekuatan militer adalah selalu “Kami tidak memulainya.”
Hal itu juga berlaku untuk perang Rusia-Georgia 2008 dan munculnya “Little Green Men” (pasukan khusus Rusia) di Krimea pada 2014 lalu—sebelum aneksasi terhadap semenanjung itu terjadi.