Pangeran Arab Saudi: CIA Enggak Bisa Dipercaya Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi

Senin, 26 November 2018 | 20:32
Bloomberg

Pangeran Turki al-Faisal

Suar.ID -Pangeran Arab Saudi mengaku ragu dengan temuan yang dilaporkan CIA terkait pembunuhan Jamal Khashoggi.

Menurut laporan CIA, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman-lah yang memerintahkan pembunuhan jurnalis Khashoggi di Istanbul, Turki, bulan lalu.

Seperti dilaporkan Reuters pada Sabtu (24/11), dia juga mengatakan bahwa agen rahasia itu tidak dapat diandalkan untuk mendapatkan kesimpulan yang kredibel.

“CIA tidak selalu menjadi standar tertinggi kebenaran atau akurasi dalam menilai sebuah situasi,” ujar Pangeran Turki al-Faisal kepada para wartawan di Abu Dhabi, Sabtu kemarin.

Contohnya banyak, katanya.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Selasa, 27 November 2018, Leo Sangat Beruntung tapi Capricorn Galau Masalah Keuangan

Pangeran Turki al-Faisal sendiri adalah mantan kepala intelijen Arab Saudi yang kini menjabat sebagai duta besar untuk Amerika Serikat.

Ia memberi contoh. Kesimpulan CIA bahwa Irak memiliki senjata kimia sebelum invasi AS tahun 2003 menunjukkan bahwa mereka tidak bisa diandalkan.

Pangeran Turki bahkan memberi garis bawah khusus terhadap asumsi tersebut.

“Itu adalah yang paling mencolok dari penilaian yang tidak akurat dan salah, yang menyebabkan perang skala penuh dengan ribuan orang terbunuh,” katanya.

Lebih lanjut, ia tidak mengerti mengapa CIA tidak diadili di Amerika Serikat.

“Ini adalah jawaban saya untuk penilaian mereka tentang siapa yang bersalah dan siapa yang tidak dan siapa yang melakukan apa di konsulat di Istanbul, ” tegasnya.

Seperti disebut di awal, CIA memberi kesimpulan bahwa Pangeran Mohammad telah memerintahkan operasi untuk membunuh Jamal Khashoggi.

Kesimpulan ini pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.

Baca Juga : Dianggap Paling Nyaman, Menurut PBB Tempat Ini Justru Paling Berbahaya Bagi Perempuan

CNN

Jamal Khashoggi dan tunangannya, Hatice Cengiz.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump membantah bahwa dinas rahasia itu telah mencapai kesimpulan final tentang pembunuhan sang wartawan.

“Mereka (CIA) punya feeling dengan cara tertentu,” ujar Trump.

Sebuah surat kabar Turki juga melaporkan, direktur CIA Gina Haspel memberi isyarat kepada pejabat Turki bahwa agensinya memiliki rekaman panggilan di mana Putra Mahkota memberi instruksi untuk “membungkam” wartawan itu.

Seperti yang sudah banyak diberitakan, Jamal Khashoggi tewas di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Menurut pemerintah Turki, pembunuhan ini dilakukan oleh sebuah operasi khusus yang diperintahkan pimpinan tertinggi Saudi.

Kasus kematian Khashoggi menyebabkan krisis politik terbesar di Kerajaan Saudi dalam satu generasi.

Setelah beragam spekulasi, pemerintah Arab Saudi akhirnya mengatakan, Khashoggi dibunuh dan tubuhnya dipotong-potong setelah negosiasi yang membujuknya kembali ke Arab Saudi gagal.

Baca Juga : Di Sini, Kamu Bisa Tahu Berapa Banyak Pesawat yang Terbang Di Langit Saat Ini Juga!

Tak berselang lama, jaksa penuntut umum kerajaan memberi vonis hukuman mati kepada lima tersangka yang dituduh melakukan pembunuhan.

Meski begitu, mereka menampik jika Pangeran Muhammad mengetahui operasi pembunuhan tersebut.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad