Rusia Tembak Kapal Angkatan Laut Ukraina, Krisis Semenanjung Krimea pun Kian Memanas

Senin, 26 November 2018 | 16:46
Tangkap layar video dokumentasi BBC

Peta konflik Rusia-Ukraina di sekitar Semenanjung Krimea.

Suar.ID -Rusia baru saja menembak dan menangkap tiga kapal angkatan laut Ukraina di Semenanjung Krimea.

Hal ini, lapor BBC pada Senin (26/11), membuat eskalasi ketegangan antara dua negara bekas Uni Soviet di Semenanjung Krimea itu semakin meningkat.

Selain penangkapan, sejumlah awak kapal Ukraina juga dilaporkan terluka.

Terkait kejadian ini, masing-masing negara pun saling menyalahkan. Parlemen Ukraina dikabarkan akan segera mengumumkan darurat militer.

Krisis ini dimulai ketika Rusia menuduh kapal-kapal memasuki perairannya secara ilegal.

Rusia kemudian menempatkan kapal tangker di bawah jembatan in Selat Kerch—satu-satunya akses ke Laut Azov yang wilayahnya dibagi untuk kedua negara.

Baca Juga : Menurut Ahli, Evakuasi Tubuh John Chau Justru akan Mengancam Keberadaan Suku Sentinel

Selama pertemuan Dewan KEamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Presiden Petro Poroshenko menggambarkan tindakan Rusia itu sebagai “tidak berasalan dan gila”.

Rusia sendiri dikabarkan telah meminta diadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Bagaimana peristiwa itu terjadi?

Masih menurut BBC, di pagi hari, dua kapal perang Berdyansk dan Nikopol dan kapal penarik Yana Kapa milik Ukraina mencoba berlayar dari pelabuhan Laut Hitam Odessa ke Mariupol di Laut Azov.

Menurut pihak Ukraina, Rusia mencoba mencegat kapal-kapal itu, dan menabrak kapal penarik.

Kapal-kapal tersebut terus menuju Selat Kerch, tetap dicegat oleh kapal tanker Rusia.

Rusia kemudian mengirim dua jet tempur dan dua helikopter mengikuti kapal-kapal itu.

Mereka juga menuduh kapal-kapal Ukraina itu telah memasuki perairan Rusia secara ilegal.

Angkatan Laut Ukraina bilang, kapal-kapal mereka telah dihantam dan ditahan ketika mereka berusaha meninggalkan wilayah tersebut.

Baca Juga : Meme-meme 'Edy Out' Bermunculan Menyusul Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF

Enam awak kapal dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Soal serangan itu, pihak Rusia membenarkan.

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan, bahwa salah satu kapal patrolinya memang menggunakan senjata untuk merebut tiga kapal Ukraina.

Tapi soal awak yang terluka, FSB hanya menyebut tiga orang.

BBC

Pembagian teritorial perairan antara Rusia dan Ukraina sejatinya telah diatur dalam perjanjian 2003.

Seperti yang telah banyak dilaporkan, ketegangan antara Rusia dan Ukraina dibangun selama berbulan-bulan di luar Krimea.

Di bawah perjanjian 2003 antara Moskow dan Kiev, Selat Kerch dan Laut Azov dibagi jadi dua—sebagian masuk wilayah Rusia, sebagian masuk Ukraina.

Namun baru-baru ini, menurut laporan BBC, Rusia kerap memeriksa semua kapal yang berlayar ke atau dari pelabuhan Ukraina.

Baca Juga : Menurut Ahli, Evakuasi Tubuh John Chau Justru akan Mengancam Keberadaan Suku Sentinel

Tapi Rusia tak akan pernah mau dipersalahkan—termasuk dalam penggunaan kekuatan militer.

Salah satu frasa andalan Presiden Vladimir Putin ketika negaranya menggunakan kekuatan militer adalah selalu “Kami tidak memulainya.”

Hal itu juga berlaku untuk perang Rusia-Georgia 2008 dan munculnya “Little Green Men” (pasukan khusus Rusia) di Krimea pada 2014 lalu—sebelum aneksasi terhadap semenanjung itu terjadi.

Soal konflik di Krimea, Uni Eropa telah meminta Rusia untuk mengembalikan kebebasan di Selat Kerch.

Mereka juga mendesak semua pihak untuk saling menahan diri.

“Kami sepenuhnya mendukung kedaulatan Ukraina dan integritas teritorialnya, termasuk hak navigasi di perairannya,” ujar NATO.

Lebih jauh, mereka juga ingin agar Rusia memberi akses tanpa hambatan bagi kapal-kapal yang hendak berlayar ke pelabuhan Ukraina di Laut Azov.

Laut Azov merupakan perairan dangkal yang terletak di sebelah timur Krimea dan di selatan Ukraina.

Baca Juga : Kisahnya Viral, Mahasiswi Ini Hanya Habiskan Rp17 Ribu Sehari untuk Makan Semenjak Ayahnya Meninggal

Dua pelabuhan Ukraina yang ada di sana, Berdyansk dan Mariupol, merupakan kunci untuk ekspor biji-bijian, pusat produksi seperti baja, dan untuk mengimpor batu bara.

Perjanjian 2003 antara Ukraina dan Rusia sejatinya telah menjamin navigasi gratis kapal-kapal kedua negara.

Tetapi baru-baru ini Rusia terlihat lebih agresif. Mereka memeriksa kapal-kapal yang menuju atau dari pelabuhan Ukraina.

Awal bulan ini, Uni Eropa memperingatkan akan mengambil langkah-langkah yang ditargetkan untuk mengatasi persoalan ini.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad