Jenazah Turis yang Dipanah di Sentinel Tidak Bisa Diambil, Ini Saran Ahli untuk Dapat Membujuk Suku Sentinel

Senin, 26 November 2018 | 10:35
Daily Mail

Polisi Alami Kesulitan Bagaima Cara Ambil Jenazah John Chau di Pulau Sentinel, Ahli Sarankan Hal Ini

Suar.ID - Seorang turis dari Amerika Serikat tewas setelah dipanah oleh para penduduk asli suku Sentinelese.

Jenazah turis bernama John Allen Chau ini kemungkinan tidak akan bisa diambil dari Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, India. Chau tewas karena terkena anak panah dari suku Sentinel, suku asli yang mendiami pulau itu.

Meski begitu, kematian Chau tidak bisa dibawa ke jalur hukum dan keluarganya tidak bisa menuntut atas kejadian ini.

Suku Sentinel adalah suku yang dilindungi pemerintah India dan sebetulnya sudah ada larangan agar siapa saja tidak mengunjungi Pulau Sentinel Utara.

Baca Juga : Gisel Tegaskan Tak Ada Drama Perebutan Hak Asuh Walau Gempita Ternyata Pilih Tidur di Rumah Gading Marten

Instagram/John Allen Chau

John Allen Chau, misionaris Amerika yang mati dipanah Suku Sentinel di Kepulauan Andaman, India.

Chau datang secara ilegal dan menumpang kapal nelayan yang ia bujuk agar mau memberinya tumpangan ke Sentinel Utara.

Suku ini diyakini sebagai suku pra-neolitik terakhir di dunia yang masih mempraktikkan cara hidup berburu dan meramu.

Selain itu, mereka sangat sensitif terhadap kehadiran orang asing sehingga akan sangat sulit untuk mendatangi pulau dan mengambil jasad Chau.

Apalagi ada kendala bahasa juga dan tidak ada yang memahami bahasa yang digunakan suku Sentinel.

Baca Juga : Ini 10 Suku Paling Terisolasi dan Paling Berbahaya di Dunia, Ada yang Berasal dari Negara Tetangga Indonesia

Melansir AFP, pihak berwenang India bahkan belum mencoba untuk mengirim polisi ke pulau itu untuk menginterogasi anggota suku.

Namun, kepolisian India telah mengirim perahu di sekitar Sentinel Utara pada Jumat lalu.

"Tindakan pencegahan sudah diambil tim untuk memastikan kelompok suku ini tidak terganggu dan tertekan," kata kepolisian India dilansir dari AFP.

Kepala polisi Andaman, Dependra Pathak mengatakan tidak ada batas waktu untuk menemukan jenazah Chau.

Baca Juga : Gunakan Foto Bintang Film Dewasa, Perempuan Ini Sukses Menipu Kakek 75 Tahun Senilai Rp370 Juta

Pihak berwenang mengalami dilema sebab keluarga Chau meminta agar jenazah Chau bisa diambil sementara menjaga privasi di sekitar Sentinel Utara penting bagi kelangsungan hidup suku.

Seorang ahli kesukuan dan penulis buku tentang kepulauan Andaman dan Nicobar, Pankaj Sekhsaria mengatakan kalau upaya untuk mengambil jenazah Chau adalah hal yang sia-sia.

'Saya berpikir itu bukan ide yang bagus untuk mendekati pulau karena akan menciptakan konflik dengan penduduk di sana," kata Pankjaj dilansir dari Kompas.com.

Hall serupa juga disampaikan oleh peneliti senior lembaga Survival International, Sophie Grig.

"Saya tidak yakin ada cara aman untuk mengambilkembali jenazah tanpa melibatkan suku Sentinel dan mereka yang mendekatinya akan berisiko," kata Grig.

Jika polisi nekat pergi ke pulau untuk mengambil jenazah Chau, mereka kemungkinan besar juga ikut terbunuh.

Pihak berwenang terus berkomunikasi dengan ahli antropogoli tentang cara terbaik untuk membujuk suku Sentinel.

Profesor antropologi di Universitas Delhi, Anup Kapoor Menjelaskan bagi siapa yang ingin berinteraksi dengan suku Sentinel harus menunjukkan mereka setara.

"Jangan mengenakan apa pun. Hanya dengan itu, Anda bisa berharap memiliki semacam interaksi," kata Anup Kapoor.

Kapoor pernah berhasil berinteraksi dengan suku Onge, salah satu suku di Andaman juga dengan cara itu.

"Setelah saya menanggalkan pakaian saya, kecuali pakaian dalam, saya bisa mendekati mereka," lanjutnya.

Namun hingga saat ini belum diketahui apakah pihak berwenang di Andaman akan melakukan saran Kapoor atau tidak.

Baca Juga : 3 Penemuan Mayat Wanita di Tempat Tak Biasa Tahun 2018, Lemari Indekos hingga Box di Musala

Tag

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber kompas, AFP