Ini Alasan Kita Dilarang Mengunjungi Pulau Sentinel Tempat Misionaris Amerika Dipanah hingga Tewas

Jumat, 23 November 2018 | 22:00
Google Maps

Pulau Sentinel Utara di Kepulauan Andaman, India.

Suar.ID -Kematian John Allen Chau, seorang misionaris Amerika, di Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, India, pada Rabu (21/11) sontak menjadi pembicaraan banyak orang.

John diduga tewas setelah dipanah anggota suku Sentinel yang tinggal di pulau terpencil itu.

Banyak yang menyayanngkan keputusan John nekat pergi ke pulau tersebut--lepas dari tujuannya yang mulia.

Polisi sendiri sudah menangkap beberapa kalangan yang diduga terlibat dalam pengaturan perjalanan sang misionaris muda ke pula yang sebenarnya dilarang untuk dikunjungi itu.

Baca Juga : Polisi yang Menendang Gelandangan dari Kantor Polisi dan Membiarkannya Mati Kedinginan Itu Akhirnya Dipecat

Kenapa kita dilarang mengunjungi Pulau Sentinel Utara?

“Di pulau terpencil di Samudra Hindia, ada suku pribumi yang menyerang siapa saja yang mencoba berkunjung ke pulau itu,” begitu Travelandleisure.com pernah menggambarkan suku Sentinel di Pulau Sentinel.

Oleh beberapa kalangan, pulau tersebut dinobatkan sebagai pulau yang tersulit untuk dikunjungi.

Lebih dari itu, menjadi salah satu yang paling berbahaya di dunia.

India sendiri telah melarang warganya untuk mengunjungi pulau indah tersebut, lebih-lebih mencoba menjalin kontak dengan suku penghuninya.

Berada di area tiga mil dari pulau tersebut adalah tindakan yang ilegal.

Instagram/John Allen Chau

John Allen Chau, misionaris Amerika yang mati dipanah Suku Sentinel di Kepulauan Andaman, India.

Orang-orang Sintenel dikenal karena resistensinya dan keengganannya untuk berkomunikasi dengan orang luar.

Hanya sedikit yang diketahui dari pulau itu, karena sebagian besar pulaunya terdiri atas hutan, hutan, dan hutan.

Dua orang nelayan yang terdampar di pulau itu sekitar 2006 lalu langsung diserang dan dibunuh.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Sabtu 24 November 2018, Cancer Ada Kerikil Kecil, Leo Dinaungi Keberuntungan

Saat helikopter Penjaga Pantai India terbang di atas mereka—baik dalam misi pengintaian atau mengantar logistik—orang Sentinel akan menyambutnya dengan panah atau batu.

Tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah orang Sentinel yang tinggal di pulau itu—diperkirakan sekitar 50 – 400 orang.

Mereka hidup dalam pengasingan selama lebih dari 60 ribu tahun, itu menurut para antropolog.

Meski begitu, menurut aktivis yang peduli suku terasing, Sentinel telah berada dalam fase yang membahayakan.

Survival International menyebut mereka sebagai salah satu kelompok manusia paling rentan di dunia karena belum punya kekebalan untuk melawan penyakit umum seperti flu.

Menurut kelompok itu, sebagian nelayan ilegal dan pencari harta karun kerap mendekati pulau tersebut, di mana itu sangat berisiko terhadap kesehatan orang-orang Sentinel.

Beberapa antropolog menyatakan, kekhawatiran tentang booming pariwisata di Kepualaun Andaman dan Nikobar, yang notabene berdekatan dengan orang-orang Sentinel, juga mempunyai dampak tidak langsung.

Baca Juga : Misionaris Itu Tulis ‘Tuhan, Aku Tidak Ingin Mati’ Sebelum Dibunuh Suku Santinel di Andaman

“Suku-suku Andaman yang Agung di Kepualauan Andaman hancur oleh penyakit ketika Inggris menjajah pulau itu pada 1800-an,” ujar direktur Survival International, Stephen Corry, dalam sebuah pernyataan.

“Satu-satunya cara pihak berwenang mencegah kemusnahan itu adalah dengan memastikan Pulau Sentinel Utara terlindung dari orang luar.”

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya