Jangan Sepelekan Demi Keselamatan Orang-orang Terdekat Kita, Inilah 5 Gejala Ringan Virus Corona yang Sering Banget Diabaikan

Jumat, 27 Maret 2020 | 21:00
Pixabay

Inilah gejala ringan dari penderita Corona yang sering disepelekan.

Suar.ID -Masih menjadi kekhawatiran masyarakat, kini Virus Corona atau Covid-19 terus menyebar luas.

Hingga Kamis, 26 Maret 2020, total sudah ada 893 Pasien positif terinfeksi, 78 antaranya Meninggal Dunia dan 35 yang sembuh.

Berdasarkan data real time Coronavirus COVID-19 Global Cases by CSSE at Johns Hopkins University, jumlah kasus virus corona di dunia mencapai 471.783.

Baca Juga: Sedang Menantikan Kelahiran Anak Pertamanya, Dokter di Lampung Ini Beberkan Kekhawatiran Terbesarnya kala Melihat Pasien Positif Corona: Kapan Ini Semua Berakhir

Masifnya penyabaran virus ini wajib diwaspadai oleh masyarakat dengan tidak menyepelekan atau meremehkan gejala ringan dari virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menegaskan, daftar utama gejala akut pada saat ini cukup singkat dan dapat muncul di mana saja mulai hari kedua hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Berikut 5 gejala ringan virus corona yang sebaiknya tidak diabaikan.

Baca Juga: Ikuti KTT G20 secara Virtual, Sri Mulyani tiba-tiba Dapat Pesan Begini dari Presiden China soal Virus Corona!

1. Demam

Dilansir dari CNN, demam merupakan gejala utama dari orang yang terinfeksi virus corona.

Para ahli mengungkapkan, apabila seseorang memiliki suhu tubuh setidaknya 37,7 derajat celsius atau lebih yang dialami anak-anak atau orang dewasa itu baru disebut demam.

"Ada banyak kesalahpahaman tentang demam."

"Suhu harian rata-rata adalah 37 derajat celsisus, tetapi kita semua mengalami naik-turun suhu pada siang hari," ujar Kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Rumah Sakit Anak Pittsburgh University Medical Center of Pittsburgh, dr. John Williams.

Menurutnya, jika seseorang memiliki suhu badan 37,2 - 37,5 derajat celsius, maka itu bukan demam.

Sementara itu, ketika Anda sedang mengukur suhu, sebaiknya jangan mengandalkan suhu yang diambil pada pagi hari.

Alih-alih, mengambil suhu Anda pada sore hari.

Sebab, salah satu gejala demam yang umum yakni terjadi peningkatan suhu pada sore hari.

Pada saat itulah virus menunjukkan gejala demam.

Baca Juga: Geger! Jadi Transgender Hingga Lakukan Operasi Kelamin, DJ Sekaligus Model Panas Ini Janji Bakal Balik Jadi Laki-laki Lagi Usai Pandemi Corona Berakhir

2. Batuk

Selain demam, batuk juga gejala ringan yang tidak boleh diabaikan.

Namun, batuk terinfeksi virus corona dengan batuk pada umumnya bukanlah sembarang batuk.

Profesor Kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee, Dr. William Schaffner mengatakan, batuk kering akibat terinfeksi virus corona terasa di dada.

"Ini bukan rasa gatal di tenggorokanmu. Anda tidak hanya berdehem, tidak hanya lelah, Anda tidak mengeluarkan apa-apa," ujar Schaffner.

Ia menjelaskan, batuknya penderita virus corona seperti menyusahkan, yang berasal dari tulang dada.

Selain itu, kitajuga dapat mengetahui bahwa saluran bronkial sedang meradang atau iritasi.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Rupanya Ada Satu-satunya Benua yang Tak Terdampak Virus Corona, Dimanakah itu?

3. Sulit bernapas

Merasakan kesulitan bernapas menjadi gejala ketiga dari pasien virus corona yang harus diwaspadai.

Sebab, gejala kesulitan bernapas ini dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disertai dengan batuk.

Jika dada Anda menjadi ketat atau Anda merasa seolah-olah Anda tidak bisa bernapas cukup dalam untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda Anda harus mendapatkan penangananyang serius.

"Jika Anda sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda, perawatan darurat setempat atau departemen darurat," ujar Presiden Asosiasi medis Amerika, Dr. Patrice Harris.

Ia juga menyarankan agar Anda menghubungi 911 jika dirasa mengalami sesak napas yang cukup parah.

Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, CDC mencantumkan tanda-tanda peringatan darurat untuk Covid-19 sebagai rasa sakit yang terus-menerus yang dirasakan di dada.

Tanda lainnya yakni bibir atau wajah menjadi kebiru-biruan, yang menunjukkan kekurangan oksigen dan kebingungan mental mendadak.

Baca Juga: Perawat Ini Menangis Sejadi-jadinya setelah Merawat Pasien dengan Virus Corona, Ternyata Inilah 'Hal Gila' yang Dia Alami

4. Sakit kepala dan Flu

Banyak gejala lain yang meyerupai flu, termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, sakit tubuh dan kelelahan.

Terlepas dari semua itu gejala-gejala lain yang dapat menyerupai pilek atau alergi yang muncul, seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin.

Para ahli mengungkapkan, kemungkinan besar Anda hanya terserang flu yang disertai dengan gejala awal munculnya demam dan batuk.

Salah satu gejala yang memungkinkan Anda terinfeksi Covid-19 adalah jika muncul gejala sesak napas yang tidak kunjung membaik selama seminggu atau justru kondisi tersebut semakin memburuk.

Baca Juga: Ditengah Wabah Corona ini APD untuk Tenaga Medis Langka, Seorang Warga Malah Nampak Belanja dengan Menggunakan Hazmat, PSi: Apapun itu, Kami Menyayangkannya...

5. Anosmia

Sementara itu, baru-baru ini American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery telah mengidentifikasi ada gejala aneh yang mungkin terjadi pada pasien Covid-19.

Dalam sebuah pernyataan di situs web mereka, para peneliti mengungkapkan ada gejala anosmia atau kurangnya indra penciuman, dan dysgeusia atau kurangnya indra perasa yang diidentifikasi menjadi tanda-tanda seseorang positif virus corona.

CDC mengungkapkan, jika Anda mengalami dua gejala aneh tersebut, segera hubungi layanan kesehatan terdekat.

"Anosmia, khususnya, telah terlihat pada pasien yang akhirnya dites positif untuk virus corona tanpa gejala lain," ujar pernyataan tersebut.

Sementara itu, sudah lama diketahui dalam literatur medis bahwa hilangnya penciuman yang tiba-tiba dapat dikaitkan dengan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis lain.

"Saya pikir, kita mendapatkan sedikit lebih banyak wawasan tentang jenis-jenis gejala yang mungkin dialami pasien," ujar Kepala Koresponden Medis dari CNN, Dr. Sanjay Gupta.

(Kompas.com)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com, CNN

Baca Lainnya