Pertamina akan Hapus BBM Jenis Premium dan Pertalite, Ini Alasannya

Rabu, 02 September 2020 | 19:00
Pertamina

Ilustrasi SPBU Pertamina

Suar.ID -Di tengah kondisi perekonomian yang semakin menghimpit ini, masyarakat kini kembali dibuat was-was.

Pasalnya, Pertamina mulai wacanakan penghapusan BBM jenis premium dan pertalite di Indonesia.

Akibatnya, masyarakat kini harus bersiap merogoh kocek semakin dalam untuk membeli bahan bakar kendaraan bermotor.

Baca Juga: Tak Lagi Berbusana Ketat, Suami Bella Shofie Lega Istrinya Memilih Hijrah: Nggak Digoda Orang

Dengan demikian, bila rencana itu terwujud maka yang akan dijual Pertamina hanya Pertamax, atau BBM yang harganya paling mahal di antara ketiga jenis BBM tersebut.

Rencana penghapusan premium dan Pertalite tersebut mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dan Komisi VII DPR RI pada Senin (31/8/2020).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penyederhanaan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan No 20 Tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91.

Baca Juga: Ditinggal oleh Mendiang Glenn Fredly saat Putri Semata Wayangnya Baru Lahir, Begini Tanggapan Mutia Ayu saat Disinggung soal Rencana Menikah lagi: Aku Ada Permintaan sih Sama Tuhan...

Nicke memaparkan, saat ini masih ada dua produk di bawah RON 91 yang masih dijual yakni Ron 88 (Premium) dan RON 90 (Pertalite).

"Kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena sebetulnya premium dan pertalite ini porsi konsumsinya paling besar," kata Nicke.

Menurut dia, hanya tinggal 7 negara yang masih menjual produk gasoline di bawah RON 90 yakni Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan, dan Indonesia.

Padahal sebut Nicke, Indonesia masuk dalam kelompok negara yang memiliki GDP 2.000 dollar AS hingga 9.000 dollar AS per tahun.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasarkan jumlah jenis produk BBM paling banyak yakni 6 jenis produk.

"Jadi itu alasan yang paling penting kenapa kita perlu mereview kembali varian BBM ini, karena benchmark 10 negara seperti ini," kata Nicke.

Di sisi lain, CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengungkapkan, memang terjadi penurunan penjualan produk Premium sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan 2020.

Baca Juga: Ibu Kandung Nadya Mustika Enggan Kemunculannya Disebut jadi Penyebab Kabar Keretakan Rumah Tangga Putrinya dengan Rizki DA, Ipah Saripah: Janganlah Karma-Karma Gitu

"Daily sales premium di awal 2019 di kisaran 31.000 hingga 32.000 kiloliter per day, Pertamax sekitar 10.000 kiloliter artinya penjualan premium tiga kali penjualan pertamax," terang Mas'ud.

Adapun, memasuki Agustus 2020, penjualan premium menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 24.000 kiloliter per hari sementara Pertamax meningkat menjadi 11.000 kiloliter per hari.

Mas'ud melanjutkan, proyeksi penjualan ke depannya penjualan premium akan semakin menurun volumenya.

"Pada 2024 penjualan volume gasoline sekitar 107.000 kiloliter per hari. Premium dari 24.000kiloliter per hari menjadi 13.800 kiloliter per hari," ujar Mas'ud.

Di sisi lain, Anggota Komisi VII DPR RI Paramitha Widya Kusuma mempertanyakan kesiapan kilang Pertamina seandainya jadi melakukan penyederhanaan varian produk BBM.

"Terkait penghapusan Premium dan Pertalite, bagaimana nanti kesiapan Kilang Pertamina untuk konfigurasi tersebut," ujar Paramitha dalam kesempatan yang sama.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul:BREAKING NEWS: Siap-siap! Pertamina Akan Hapus Premium dan Pertalite

Editor : Adrie Saputra

Baca Lainnya