Follow Us

Begini Cara Pecandu Junk Food dengan Berat Badan Lebih dari 200 Kg Mengubah Hidupnya

Moh. Habib Asyhad - Senin, 14 Januari 2019 | 19:08
Tommy Tomlison yang berjuang mengubah cara hidupnya/
Nypost.com

Tommy Tomlison yang berjuang mengubah cara hidupnya/

Suar.ID - Tommy Tomlison sudah tahu dia kelebihan berat badan.

Meski begitu, dia tidak menyadari betapa buruknya dia kecanduan makanan, terutama makanan-makanan sampah alias junk food.

“Aku pergi ke sana (restoran cepat saji) begitu sering sehingga kasir tahu apa yang aku inginkan hanya dari suaraku,” ujar Tomlison, dilaporkan Nypost.com pada Minggu (13/1).

Dia kemudian bersumpah untuk membuat perubahan pada hidupnya.

Baca Juga : 'Dimakan' oleh 500 ekor Kutu, Wajah Ular Piton Ini Bengkak dan Gatal Namun Masih Bisa Selamat

Dia ingin melepaskan gaya hidupnya yang tidak sehat itu dan berhenti makan makanan sampah di restoran cepat saji.

Tapi, seminggu kemudian, dia kembali ke tempat itu lagi.

Cerita kecanduan Tomlison termaktub dalam memoarnya berjudul The Elephant in the Room yang terbit Selasa (8/1) kemarin.

Dia bercerita bagaimana tubuhnya menggelembung menjadi 460 pound (sekitar 208 kg)—dan masuk kategori gemuk tidak sehat.

Kebiasaan makannya itu tentu saja punya peran utama.

Tomlison memperkirakan, selama 35 tahun terakhir, setidaknya dia menghabiskan 55 ribu dolar AS untuk Big Mac dan makanan cepat saji lainnya.

Tapi sejatinya masalahnya dengan makanan lebih dari itu.

Tumbuh di Georgia selatan, Amerika Serikat, Tomlison mewarisi kebiasaan makan orang-orang tua di sana.

Meskipun orangtua Tomlison miskin, makanan—terutama makanan-makanan khas Selatan yang berkalori—melimpah di rumahnya.

Baca Juga : Bukan 300 Kg, Ini Berat Badan Asli Titi Wati, Wanita Berbadan Super Besar Asal Palangkaraya

“Perutku, dengan caranya yang aneh, merupakan monumen untuk prestasi luar biasa yang (orangtuaku) lakukan,” tulis Tomlison.

“Mereka bangkit dari ladang kapas dan mengumpulkan kehidupan yang lebih baik melalui kerja keras … dan membesarkan seorang anak laki-laki yang tidak pernah perlu khawatir memiliki cukup makanan.”

Buku Tommy Tomlison
Nypost.com

Buku Tommy Tomlison

Tapi kelimpahan itu, tambah Tomlison, membuatnya menjadi “monster”.

Sebagai orang dewasa, kegemaran makan berlebihan menjadi rutinitas baginya.

Mulai dari menyantap makanan ringan saat bekerja hingga nyemil larut malam saat dia menjadi wartawan muda.

(Tomlison dulunya adalah kolumnis di Charlotte Observer, tapi sekarang sudah menjadi penulis lepas).

Tomlison sejatinya merasakan malu dari kecanduannya terhadap makanan yang semakin besar.

Dia kerap menyembunyikan makanan di mejanya, makana sendiri kapan saja, dan selalu mengarang alasan ketika ketahuan makan.

Baca Juga : Robby Tumewu Meninggal Karena Infeksi Paru, Ini 5 Gejala Infeksi Paru, Termasuk Demam dan Batuk

Dia pernah berpura-pura mengatakan kepada kasir Hardee bahwa dia membeli setengah lusin biscuit kayu manis untuk anjingnya.

Dia kemudian bertemu calon istrinya, Alix, ketika mereka bekerja di Observer.

Meskipun kondisi badan mereka bertolak belakang, keduanya mudah saja untuk saling jatuh cinta.

Tomlison sempat bilang kepada calon istrinya itu bahwa dirinya adalah “barang rusak”, tapi Alix menolak untuk percaya.

Karena itulah dia berjanji kepadanya untuk menurunkan berat badan—dan akan mengikutinya lari pagi.

“Itu adalah impian kami,” tulis Tomlison.

“Semuanya tergantung padaku untuk melakukan apa yang tidak pernah aku lakukan.”

Makan, bagi Tomlison, bukan soal kelaparan, tapi lebih dari itu. Makanan baginya adalah sebuah inspirasi.

Makanan juga menjadi cara baginya untuk menjalin persahabatan.

Beberapa minggu setelah saudara perempuannya meninggal, dia berkendara 40 mil ke restoran makanan kesukaannya dan makan sendirian di mobil.

Baca Juga : Robby Tumewu Meninggal Karena Infeksi Paru, Ini 3 Jenis Infeksi Paru yang Bisa Menyerang, Salah Satunya Flu

“Aroma itu meresap ke tulang-tulangku,” tulisnya. “Aku berduka untuk Brenda (saudarinya) dan merasa sedikit lebih baik.”

Saat berat badannya naik, masalahnya juga menjadi naik.

“Ketakutan kecil selalu muncul ketika aku berjalan di tengah keramaian,” Tomlison menulis.

Ketika usianya mendekati 50 tahun, dia bertekad untuk mengubah gaya hidup.

Itu adalah jalan yang sulit lari dari kebiasaan buruk yang sudah dia lakukan hampir seumur hidupnya.

Dia mesti banyak belajar, dan menemukan cara yang tepat tapi tidak memberatkan.

“Makan lebih sedikit dan olahraga,” tulisnya.

Selain itu, dia juga menghabiskan banyak waktu untuk konseling, mengatur ulang makanan, olahraga, dan dukungan istrinya, dia berhasil menurunkan 11 kg dalam setahun.

Itu memang kecil, tapi bagi Tomlison tetaplah sebuah keajaiban.

“Saya ingin turun 100 kg,” tulisnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest