Follow Us

Curhat Warga Aceh yang Bikin 4 Paspor untuk Pergi ke Malang: Saya Bisa Hemat Rp20 Juta

Moh. Habib Asyhad - Sabtu, 12 Januari 2019 | 18:16
Direktur YARA Safaruddin
(SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR)

Direktur YARA Safaruddin

Suar.ID - Naiknya harta tiket pesawat di Indonesia membuat banyak orang pening.

Kenaikan itu juga dirasakan oleh warga Aceh yang hendak pergi ke Pulau Jawa, baik ke Jakarta, Surabaya, maupun Malang.

Untuk menyiasati itu, mereka berbondong-bondong membuat paspor.

Tujuannya, supaya mereka bisa terbang ke Jawa via Kuala Lumpur, Malaysia, menggunakan Air Asia yang ternyata ongkosnya jauh lebih murah.

Hal itu dirasakan sendiri oleh Safaruddin yang merupakan direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) yang bercerita bagaimana dirinya mesti membuat banyak paspor untuk pergi ke Malang, Jawa Timur.

Cerita itu dia bagikan kepada wartawan Srambinews.com.

“Saya harus bikin paspor untuk empat orang, tiga anak dan seorang keluarga lain, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin kepada Serambinews.com, Jumat (11/1).

Menurut Safaruddin setelah melakukan pengecekan di beberapa situs penjualan tiket, jika menempuh penerbangan domestik dengan maskapai Garuda Indonesia, perlu uang sebesar Rp4 juta lebih per orang untuk tiket Banda Aceh-Jakarta-Malang.

Harga tersebut membuat Safaruddin setidaknya harus mengeluarkan uang sebesar Rp24 juta untuk enam orang.

Sementara melalui jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp950 ribu per orang.

Maka, untuk 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp5.700.000.

Harga tiket tersebut, kata Safaruddin, sudah dia booking untuk penerbangan bulan Februari 2019.

“Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah,” katanya tegas.

“Dipotong biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp1.420.000 (Rp355 ribu per paspor), untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar Rp500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah.”

Safaruddin sendiri merupakan pemegang kartu GarudaMiles Platinum bernomor 725 054 116 ini.

Pun begitu dengan maskapai penerbangan selain Garuda Indonesia yang harga tiket dari Banda Aceh ke Malang juga berkisar Rp3 juta per orang.

Safaruddin pun mengimbau masyarakat Aceh yang ingin ke Jakarta atau daerah-daerah lain di Pulau Jawa agar memilih jalur Kuala Lumpur.

Kolase foto suasana di terminal keberangkatan Bandara SIM Blangbintang Aceh Besar dan peta jalur pen
KOLASE SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA

Kolase foto suasana di terminal keberangkatan Bandara SIM Blangbintang Aceh Besar dan peta jalur pen

Sebelumnya, muncul fenomena baru di Aceh di mana orang ramai-ramai membuat paspor untuk pergi ke Pulau Jawa.

Paspor tersebut digunakan sebagian besar warga Aceh untuk pergi ke kota-kota di Pulau Jawa seperti Jakarta dan Malang melalui Kuala Lumpur, Malaysia.

Ya, mereka akan terbang ke Kuala Lumpur terlebih dulu kemudian terbang ke kota-kota yang dituju di Pulau Jawa dari sana.

Seperti diceritakan Safaruddin sebelumnya, hal ini dikarenakan tiket pesawat dari Aceh langsung ke kota-kota di Pulau Jawa justru lebih mahal dibandingkan melalui jalur internasional dari Aceh - Kuala Lumpur - baru ke Pulau Jawa.

Di media sosial, warganet ramai memposting perbandingan harga tiketnya.

Misalnya untuk ke Jakarta, harga tiket domestik Banda Aceh – Jakarta mencapai Rp3 juta.

Sementara harga tiket Banda Aceh – Jakarta via Kuala Lumpur, tidak sampai Rp1 juta.

Bahkan, Asrizal H Asnawi anggota DPR Aceh turut memposting sindiran mengenai fenomena orang Aceh yang ramai membuat paspor sebagai akibat dari mahalnya harga tiket pesawat penerbangan domestik.

"Orang Aceh ke Jakarta pakai pasport, semoga orang Jakarta yg mau ke Aceh juga pakai pasport. Jelas sudah posisi kita," tulis Wakil Ketua Komisi IV DPRA ini.

Mengutip Serambinews.com, di situs Traveloka untuk penerbangan domestik bulan Januari 2019 ini dari Banda Aceh ke Jakarta harganya memang di atas Rp2 juta per orang.

Misalnya saja dengan mengambil tangga acak, terbaca bahwa harga tiket keberangkatan 21 Januari 2019 dari Banda Aceh ke Jakarta naik Garuda Rp2.962.700 per orang.

Tiket Batik Air Banda Aceh-Jakarta Rp2.559.000/orang.

Citilink transit di Kualanamu Rp1.998.000/orang.

Lion transit di Kualanamu Rp1.888.000- Rp2.212.000/orang.

Sementara penerbangan AirAsia dari Banda Aceh ke Jakarta via Kuala Lumpur hanya Rp879.700/orang.

Sementara pada tanggal 13 Februari 2019, harga tiket Garuda dari Banda Aceh ke Jakarta Rp2.962.700/orang.

Batik Air dari Banda Aceh Rp2.559.000/orang.

Citilink transit Kualanamu Rp1.998.000/orang.

Lion transit Kualanamu Rp1.888.000- Rp2.212.000/orang.

Sedangkan Air Asia transit ke Kuala Lumpur harga tiketnya mulai Rp716.700/orang.

Penerbangan naik Garuda dari Jakarta ke Banda Aceh pada 20 Maret 2019 mencapai Rp3.057.700/orang.

Batik Air Banda Aceh-Jakarta Rp2.609.000/orang.

Citilink transit Kualanamu Rp2.013.000/orang.

Lion transit Kualanamu mulai Rp1.918.000- Rp2.242.000/orang.

Sedangkan transit naik AirAsia ke Kuala Lumpur, harga tiketnya hanya Rp693.700/orang.

Menurut data yang dihimpun Serambinews.com dari curhatan warga di media sosial, kenaikan harga tiket ini “gila-gilaan”.

Warga Aceh berharap kenaikan harga tiket untuk penerbangan domestik hendaknya segera ditinjau oleh Menteri Perhubungan dan diturunkan kembali.

Sementara menanggapi keluhan dari warganet soal harga tiket pesawat yang dinilai mahal, Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan buka suara.

Ikhsan menegaskan range harga tiket pesawat yang ditetapkan maskapainya tidak menyalahi aturan batas atas oleh Kemenhub.

Dia juga menampik pihaknya menaikkan harga tiket pesawat, melainkan harga disesuaikan dengan jumlah permintaan yang masih tinggi.

"Untuk tarif, kami selalu mengikuti ketentuan yang ada. Tidak pernah melampaui batas atas yang ada. Pasca liburan ini, permintaan ke kota-kota besar memang masih tinggi," jelas Ikhsan Rosan saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (10/1/2019).

Maskapai Lion Air juga berpendapat sama dengan Garuda Indonesia.

"Kalau tarif tiket hingga Januari 2019 ini mengikuti aturan, tidak melebihi batas atas," terang Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro kepada Tribunnews.com.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest