Suar.ID – Selama ini kita mungkin berpikir menggunakan bahan-bahan organik akan dapat membantu merawat bumi.
Studi terbaru justru membuktikan sebaliknya, di mana bahan organik jauh lebih merugikan bumi.
Hal ini diungkap oleh peneliti Internasional dari Chalmers University of Technology melihat dampak produksi makanan organik dan konvensional terhadap iklim.
Temuan mereka menyebut, tanaman organik menghasilkan panen yang lebih sedikit, terutama karena pupuk kimia tidak digunakan untuk meningkatkan hasil panen itu sendiri.
Baca Juga : Dapat 22 Luka Gigitan, Suhermawan Hanya Diberi Uang Rp100 Ribu dari Pemilik Anjing Pitbull
Artinya, kalau produsen tanaman organik ingin menghasilkan panen yang sama dengan produsen konvensional, mereka memerlukan lahan lebih banyak.
Selain itu, studi ini juga menyimpulkan bahwa makanan organik memiliki dampak lebih besar terhadap iklim dibanding makanan konvensional. Ini karena emisi karbon dioksida tambahan dari proses deforestasi akibat produksi organik yang kurang efisien.
"Penggunaan lahan yang lebih besar untuk produksi organik secara tidak langsung mengarah pada emisi karbon dioksida yang tinggi akibat deforestasi," ujar Stefan Wirsenius dilansir IFL Science, Jumat (14/12/2018).
"Produksi pangan dunia diatur oleh perdagangan internasional. Jadi apa yang kita tanam di Swedia memengaruhi deforestasi daerah tropis. Jika kita menggunakan lebih banyak lahan untuk jumlah panen yang sama, kita berkontribusi secara tidak langsung terhadap deforestasi di tempat lain di dunia," imbuh dia.
Baca Juga : Sering Memimpikan Orang yang Sama? Artinya Bukan tentang Jodoh, Ini Makna Sebenarnya
Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature menemukan bahwa kacang polong organik yang dibudidayakan di Swedia memiliki dampak 50 persen lebih besar terhadap iklim dibanding kacang polong yang ditanam dengan metode konvensional.